Rabu, 07 Januari 2009

VITAMIN A

VITAMIN A

A. DEFINISI
Vitamin A adalah suatu kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan perkursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. s

B. SUMBER

1. Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten di dalam pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. karena vitamin A tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A. minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayuran bewarna hijau tua serta sayuran dan buah – bauahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, byam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Minyak kelapa sawit berwarna merah kaya akan karoten. Kandungan vitamin A beberapa bahan makanan yang dinyatakan dalam retinol ekivalen dapat dilihat pada table berikut :

Nilai vitamin A berbagai bahan makanan (Retinol Ekivalen (RE) µg/100 g)
BAhan Makanan RE Bahan Makanan RE
Hati sapi
Kuning telur bebek
Kuning telur ayam
Ayam
Ginjal
Ikan sardine (kaleng)
Minyak ikan
Minyak kelapa sawit
Minyak hati ikan hiu
Wortel
Daun singkong
Daun papaya
Daun lamtoro
Daun lales
Daun melinjo
13170
861
600
243
345
250
24000
18000
2100
3600
3300
5475
5340
3118
3000 Daun katuk
Sawi
Kangkung
Bayam
Ubi jalar merah
Mentega
Margarine
Susu bubuk “full cream”
Keju
Susu kental manis
Susu segar
Mangga masak pohon
Pisang raja
Tomat masak
Semangka 3111
1940
1890
1827
2310
1287
600
471
225
153
39
1900
285
450
177

Sumber: Daftar Analis Bahan Makanan, FKUI, 1992.


C. SIFAT/STRUKTUR/GAMBAR
SIFAT
Dalam makanan vitamin A biasanya dalam bentuk ester retinil yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Sifat vitamin A yaitu tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Vitamin A juga mudah rusak apabila digunakan saat menggoreng dengan suhu yang tinggi.


D. KECUKUPAN VITAMIN A
Golongan umur AKG*
(RE) Golongan umur AKG*
(RE)
0-6 bl
7-12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th

Pria:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
46-59 th
≥60 th 350
350
350
360
400


500
600
700
700
700
600 Wanita:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-50 th
46-59 th
≥60 th

Hamil:

Menyusui:
0-6 bl
7-12 bl


500
500
500
500
500
500

+ 200


+ 350
+ 300
Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998.
*Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan.


E. METABOLISME
1. PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Setelah seseorang makan, vitamin A yang sudah terbentuk dan karotenoid dilepaskan oleh kerja pepsin dalam lambung dan oleh berbagai enzim-enzim proteolitik dalam saluran usus bagian atas. Karotenoid dan turunan-turunan vitamin A mengumpul ke dalam globula-globula lipida yang kemudian terdispersi dalam usus bagian atas oleh asam – asam empedu yang terkonjugasi. Ester-ester santofil dan vitamin A dalam emulsi lipida ini selanjutnya dihidrolisis oleh berbagai enzim esterase dalam cairan pankreas, menghasilkan karotenoid dan vitamin A yang bebas. Bersamaan dengan itu trigliserida, fosfolipida, dan ester-ester kolesteril juga dihidrolisis. Partikel – partikel terelmusi yang dihasilkan pertama-tama terdifusi ke dalam lapisan glikoprotein di sekitar mikrofili dari sel-sel epitel usus dan kemidian diserap.
Berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi penyerapan karotenoid dan vitamin A adalah terdapatnya lemak, protein, dan antioksidan dalam makanan, terdapatnya cairan empedu dan komponen normal dari enzim-enzim pankreas dalam lumen usus dan kesempurnaan sel-sel mukosa. Apabila retinol diserap dengan baik dari larutan misel deterjen nonionik maupun ionik, penyerapan karotenoid kelihatan cenderung lebih lambat. Efisiensi penyerapan vitamin A biasanya 80% sampai 90% yang berkurang sedikit pada dosis tinggi. Meskipun demikian efisiensi penyerapan dalam sejumlah kecil β-karoten lebih rendah ( 40 sampai 60 persen ) dan turun secara cepat dengan makin tingginya dosis.

2. EKSKRESI
1. Retinol dan Retinoic acid akan dikonyugasi oleh Glucoronic Acid, hasil konyugasi tadi dikeluarkan dalam empedu-faeces.
2. Metabolisme Retinol dan Retinoic acid terutama dalam Hepar dan Ginjal. Hasil-hasil metabolismenya dieksresi melalui urine.
AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A
Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak – anak balita. Tanda – tanda kekurangan dapat terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kekurangan konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau gangguan absorpi karena kekurangan asam empedu.


F.Akibat kekurangan Vit A
Buta senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang kecahaya samar – samar/senja, seperti memasuki kamar gelap dari kamar terng. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
Kemampuan melihat dalam keadaan samar – samar, dihubungkan dengan ujung – ujung saraf (rod dan corn) yang terdapat dalam retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan membedakan warna sedangkan rod mengontrol penglihatan pada malam hari.

Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti tanda – tanda: atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtivca (selaput yang melapuisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel – sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahn ya kornea. Mata terkena infeksi, dan terjadi perdarahan. Gejala – gejala ini dalam bentuk ringan dinamakan xerosis konjungtiva, yaitu konjungtiva menjadi kering, bercak bitot, yaitu berupa bercak putih keabu – abuan pada konjungtiva. Dalam bentuk sedang dinamakan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi kering dan kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah keratomalasia, di mana kornea menjadi lunak dan bisa pecah yang menyebabakan kebutaan total. Istilah xeroftalmia meliputi semua aspek klinik yang berkaitan dengan definisi vitamin A.

Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru – paru mengalamio keratinisasi, tidak mengeluarkan lender, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare. Perubahan pada perrmukaaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta vagina. Perubahan ini dapat pula meningkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabakan batu ginjal dan gangguan kantung kemih. Kekuranagn vitamin A pada anak – anak di samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin anti-infeksi.

Perubahan pada kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dinamakan hyperkeratosis folikular. Mula – mula terkena lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lain.

Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel – sel, termasuk sel – sel tulang. Fungsi sel – sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel – sael yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.

Lain – lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel – sel pada lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.


G.AKIBAT KELEBIHAN VITAMIN A
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE per hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mengering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala ( hidrosefalus ) dan mudah tersinggung, yang dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE per hari selama 30 hari.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorbsi karoten menurun bila konsumsi tinggi. Disamping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak.

Tidak ada komentar: