Sabtu, 07 Juni 2008

Makalah IBM dasar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selada termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi masyarakat. Selada sebagai bahan makana sayuran bisa konsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan bersama-sama dengan bahan makanan lain. Selain berguna untuk bahan makanan, selada juga berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat.

Memperhatikan kegunaannya yang beragam di dalam kehidupan sehari- hari, maka selada sangat mudah dipasarkan. Sehingga dengan demikian apabila dibudidayakan (diusahakan) dengan baik dapat memberikan keuntungan yang besar. Berusaha tani selada dapat berhasil dengan baik apabila petani memiliki pengetahuan yang luas mengenai semua aspek yang berkaitan dengan tanaman selada, yaitu mulai dari manfaat dan kegunaannya, varietas, mutu benih, teknik budidaya, kondisi lingkungan bertanam, penanganan panen dan pascapanen, dan analisis usaha taninya. Makalah ini membahas semua aspek tersebut di atas yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertani, khususnya di dalam pembudidayaan tanaman selada.

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan usaha tani selada dengan lebih baik, sehingga dapat menambah penganekaragaman bahan pangan nabati (sayuran), memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat pada setiap rantai agrobisnisnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Masukan, saran, dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

B. Negara Asal Tanaman Selada

Menurut berbagai sumber pustaka, tanaman selada (lactuca sativa) merupakan tanaman asli Eropa dan Asia. Tanaman ini baru mendapatkan perhatian untuk dibudidayakan setelah diketahui mempunyai manfaat sebagai bahan makanan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang baik. Di samping itu, tanaman selada diketahui juga memiliki manfaat untuk pengobatan (terapi) bermacam - macam penyakit. Tanaman selada sudah mulai dibudidyakan sejak kurang lebih 2.500 tahun yang lalu, dengan dibuktikan terdapatnya tulisan – tulisan purbakala mengenai tanaman (lettuce) sekitar 500 tahun SM (Tim Penulis PS, 1992).

Di Indonesia tanaman selada dibudidayakan oleh masyarakat di daerah - daerah sentra sayuran di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan bermacam - macam varietas yang ditanam.

Selada memiliki nama yang berbeda - beda di setiap Negara, misalnya, selada (Indonesia), mustard (Taiwan), dan lettuce atau head lettuce (Kalangan Internasional).

C. Klasifikasi Tanaman Selada

Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi : spermatophyte (tanaman berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)

Ordo (bangsa) : Asterales

Famili (suku) : Asteraceae (Compositae)

Genus (marga) : Lactuca

Spesies (jenis) : Lactuca sativa

Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada varietas yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun - daun yang saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas yang helaian daunnya lepas tidak merapat membentuk bulatan. Masing - masing varietas memiliki ciri - ciri yang khusus

D. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm - 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun - daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm - 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm - 30 cm.

Secara morfologi, organ - organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai berikut.

a. Daun

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang - tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm - 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

b. Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm - 7 cm (selada batang), 2 cm - 3 cm (selada daun), serta 2 cm - 3 cm (selada kepala).

c. Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm - 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.

Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.

d. Buah

Buah selada berbentuk polong. Di dalam polong berisi biji - biji yang berukuran sangat kecil.

e. Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm.

Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

f. Bunga

Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.

E. Varietas Selada

Selada telah lama dikenal oleh masyarakat. Pada awalnya, hanya terdapat beberapa varietas (jenis) selada. Dengan berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, kini telah ditemukan varietas – varietas baru yang lebih unggul dari generasi – generasi sebelumnya yang jumlahnya tidak terhitung lagi. Sehingga memberikan harapan besar terhadap peningkatan produksi selada di Indonesia maupun di nehara – negara lain. Di samping itu, terbitnya varietas – varietas baru yang produksinya lebih tinggi dari varietas – varietas sebelumnya juga memberikan harapan yang besar terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Di Indonesia terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal dari luar negeri (varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak dibudidayakan oleh petani adalah varietas impor, karena produksi varietas lokal pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan varietas impor. Varietas – varietas impor yang lebih banyak beredar di pasaran Indonesia berasal dariberbagai Negara penghasil benih unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika Serikat), Yasui (Taiwan), Known You Seed (Taiwan), Liong You Seed (Taiwan), Qiang Nong Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang), Takil Seed (Jepang), Hungnong Seed (Korea), Nunhems Seed (Belanda), dan sebagainya, yang semuanya dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap tahun secara kontinu perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru. Masing – masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda – beda, sehingga akan menghasilkan nilai rupiah yang berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi produktivitas tanaman (produksi daun/krop), daya adaptasi terhadap lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyaki, serta rasa daun.

Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf lettuce), dan selada batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce).

1. Tipe Selada Kepala atau Selada Telur (Head lettuce)

Tipe selada kepala memiliki daun yang membentuk krop, yaitu daun - daun yang saling merapat membentuk bulatan yang menyerupai kepala. Tipe selada ini kropnya berbentuk bulat, beberapa helaian daun bawah tetap berlepasan, kropnya berukuran besar dan pada varietas tertentu daunnya ada yang berwarna hijau terang dan ada juga yang berwarna hijau keunguan (hijau agak gelap). Daun halus, renyah, dan rasanya enak, sehingga disukai banyak konsumen. Batang tanaman sangat pendek terletak pada bagian yang dasar yang berada di dalam tanah sehingga batang hamper tidak terlihat. Tipe selada kepala hanya cocok ditana di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk. Apabila ditanam di dataran rendah, tanaman tidak bisa membentuk krop karena untuk pembentukan krop diperlukan suhu yang dingin.

Tipe selada kepala ada yang membentuk krop yang padat dengan daun yang keriting (jenis crishead) dan ada yang membentuk krop yang kurang padat denga daun yang agak lurus/tidak terlalu keriting, daun halus licin, dan tepi daun rata (jenis butterhead). Tipe selada kepala jenis crishead dan butterhead tahan terhadap kekeringan sehingga mudah beradaptasi dengan iklim di Indonesia.

2. Tipe Selada Rapuh (Cos lettuce atau Romaine lettuce)

Tipe selada rapuh juga membentuk krop seperti tipe selada kepala. Krop pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi. Daun – daunnya lebih tegak dan kropnya berukuran besar dan kurang padat, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua atau hijau agak gelap. Daun halus, tidak keriting, renyah, enak dan manis, sehingga disukai oleh konsumen.

Batang tanaman sangat pendek terletak pada badian dasar yang berada di dalam tanah sehingga batang hampir tidak terlihat. Tipe selada rapuh hanya cocok ditanam di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa dingin (sejuk). Apabila ditanam di dataran rendah , tanaman tidak bisa membentuk krop, karena untuk pembentukan krop diperlukan suhu yang dingin. Beberapa varietas yang tergolong tipe rapuh ada yang sulit dibudidayakan di Indonesia, karena hanya tumbuh baik pada musim dingin.

3. Tipe Selada Daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce)

Tipe selada daun memiliki ciri – cirri,tanaman tidak membentik krop. Tipe ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas daunnya ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap), daun lebar dan berukuran besar. Daun halus, renyah, dan enak (agak manis), sehingga disukai juga oleh konsumen selada daun lebih enak dimakan mentah sebagai lalapan, selada daun juga banyak digunakan sebagai hiasan untuk aneka masakan sekaligus untuk lalapan. Misalnya, dipakai hiasan dalam makanan cumi – cumi goreng mentega, ikan bakar, dan sebagainya.

Tipe selada daun memiliki batang panjang dan terlihat. Tipe ini tahan terhadap kondisi panas dan dingin, sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun di dataran tinggi (pegunungan).

4. Tipe Selada Batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce)

Tipe selada batang memiliki ciri – cirri, tanaman tidak membebtuk krop, daunnya berukuran besar dan bulat panjang dengan ukuran panjang mencapai 40 cm dan lebar sekitar 15 cm, daun berlepasan, tangkai daun lebar, daun ada yang berwarna hijau tua dan ada yang berwarna hijau muda (bergantung pada varietasnya), tulang – tulang daun menyirip. Batang tanama panjang berkisar antara 30 cm – 40 cm, berukuran besar dan kokoh dengan garis tengah berkisar antara 5,6 cm – 7 cm, berwarna putih kehijauan atau hijau muda keputihan, halus dan renyah.

Tipe selada batang, daun mudanya bisa digunakan untuk sayuran, sedangkan batangnya digunakan untuk acar, sup, atau diasin. Selada batang tahan cuaca dingin dan panas, sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun di dataran tinggi.

Adapun deskripsi beberapa varietas selada yang memiliki pasaran baik dan nilai ekonominya tinggi dari keempat tipe selada di atas adalah sebagai berikut.

a. Georgia

Georgia merupakan varietas introduksi dari Taiwan, di produksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan ternasuk tipe selada kepala (Head lettuce). Tanaman umbuh kompak dan memiliki daun luar sedikit. Kropnya berukuran besar, padat, berwarna putih kehijauan, dan pusatnya pendek. Berat krop berkisar antara 1 – 1,3 kg.

b. General

General berasal dari Taiwan dan diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada kepala (Head lettuce) seperti Georgia. Tanaman tumbuh cepat, tahan penyakit cercospore leaf spot, dan tahan cuaca panas. Kropnya berukuran besar, padat, dan seragam.

c. Red Rapid

Red Rapid merupakan varietas introduksi dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupaka jenis hibrida dan tipe termasuk selada daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce). Tanaman berbunga lambat , sehingga masa dipanen bertambah panjang. Daun lebar dan berukuran besar, tepi daun berombak, dan daun berwarna merah hingga merah kehitaman.

d. Grand Rapid

Grand Rapid juga berasal dari Taiwan dan diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada daun. Tanaman tumbuh cepat, daya adaptasinya luas, dapat tumbuh baik pada musim dingin. Jenis ini tahan cuaca panas dan dapat ditanam sepanjang tahun. Daunnya berwarna hijau.

e. Sueh – Li – Hung No.2

Varietas Sueh – Li – Hung No.2 berasal dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada daun. Tanaman tumbuh sangat kuat, tahan panas dan tahan dingin, bercabang banyak, tidak mudah berbunga, tahan penykit busuk basah dan virus, dan memiliki anakan yang banyak. Daunnya berwarna hijau dan brgerigi. Umur panen tanaman 20 hari setelah pindah tanam. Potensi produksi mencapai 1,8 kg per tanaman. Daunnya cocok untuk asinan.

f. Sueh – Li – Hung

Sueh – Li – Hung merupakan varietas introduksi dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada daun. Tanaman umbuh kuat, bercabang, subur, tahan penyakit, dan hama. Daunnya lurus dan tepi daun bergerigi. Daunnya cocok untuk asinan.

g. Celtuce

Varietas Celtuce berasal dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada batang (Steam lettuce). Tanaman tumbuh kuat, mudah ditanam, tahan penyakit, dan berumur pendek. Batang tanaman berukuran besar dengan garis tengah batang 6 cm dan panjang mencapai 30 cm, berwarna putih kehijauan, dagingnya hijau muda, halus, dan renyah. Daunnya bulat panjang, berukuran besar, bertangkai lebar, berwarna hijau terang, lurus, dan tepi daun brgerigi. Daun juga dapat digunakan sebagai sayuran.

h. Beseeming

Varietas Beseeming berasal dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada batang. Tanaman tumbuh cepat dan kuat, batangnya besar berukuran garis tengah 5,6 cm dan panjang 30 cm – 40 cm, berwarna putih kehijauan, dan daging batang berwarna hijau muda, serta tanaman tahan penyakit light blight. Daun tanaman memiliki ukuran panjang kurang lebih 40 cm dan lebar 15 cm, berbentuk bulat panjang dengan tepi daun rata. Ruasnya agak panjang. Potensi produksi 0,5 kg/tanaman. Batangnya dapat dimasak untuk sup, acar, dan daunnya dapat digunakan sebagai sayuran.

i. Majesty

Majesty merupakan varietas introduksi dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada batang. Tanaman tumbuh cepat dan kuat, tahan penyakit cercospore leaf spot, tahan cuaca dingin dan panas. Batang kokoh, berwarna hijau muda, berukuran besar dengan garis tengah sekitar 7 cm, dagingnya berwarna hijau muda keputihan, renyah dan cocok untuk diasin. Daunnya berbentuk bulat panang dengan tepi daun rata. Daun yang muda bisa digunakan untuk sayuran.

j. Bau – Sin

Bau – Sin merupakan varietas introduksi dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada kepala (Head lettuce). Tanaman tumbuh pendek, kropnya berukuran besar, halus, renyah, dan rasanya enak. Selada ini cocok untuk dimasak, dikuah, dan diasin.

k. King Mustard

King Mustard merupakan varietas introduksi dari Taiwan, diproduksi oleh Known You Seed. Varietas ini merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada daun. Tanaman tumbuh besar dan tahan dingin. Daunnya lebar, lurus, tebal, berserat halus, dan berwarna hijau keunguan.

l. Varietas – varietas yang lain

Selain varietas – varietas tersebut di atas, masih banyak varietas – varietas yang lainnya, misalnya, Dabota, Alpen, Marina, Kaisser, Gento, Great Lakes, Okayama salad, Ontario, All the Year Round, Webb’s wonderfull, Tom Thumb, Ballade, Santa Maria, Great Lakes 54, dan sebagainya yang merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada kepala. Paris Island, Paris White Winter Density, Barcarolle, dan sebagainya merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada rapuh. New Red Fire, Salad Bowl, Sunglow, Prize Head, Vulcan, Plato, Green Wafe, Vit, Red salad Bowl, Eland, dan sebagainya yang merupakan jenis hibrida dan termasuk tipe selada daun.

BAB II

PERLAKUAN PASCAPANEN DAN PEMANFAATAN BAHAN

A. Penanganan Pascapanen

Kerusakan pada komoditas selada bisa disebabkan faktor mekanis, fisiologis, dan nonparasiter. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis umumnya terjadi karena penanganan yang kurang baik pada saat pengangkutan dan bongkar muat, sehingga banyak daun yang robek – robek dan patah. Kerusakan ini harus dicegah. Sebab kerusakan fisik yang terjadi pada daun sangat membantu parasit yang dapat mempercepat kerusakan daun.

Kerusakan karena faktor fisiologis disebabkan aktivitas biologis yang masih berlangsung dari daun selada yang telah dipanen, yaitu hasil tanaman yang telah dipanen masih melangsungkan proses penguapan (transpirasi), pernapasan (respirasi), dan aktivitas – aktivitas biologis lainnya. Peristiwa ini secara langsung menyebabkan berkurangnya berat (penyusutan) dan menurunkan kualitas daun. Menurut Robinson et.al. (1975) dalam Toekidjo Martoredjo 1984), bahwa pada sayuran yang berupa daun, kehilanan air sebanyak 10% dari berat asliny karena adanya penguapan (transpirasi) maka daun selada menjadi layu dan kualitasnya sangat rendah. Perubahan – perubahan biologis lainnya seperti perubahan tepung (karbohidrat menjadi gula, perubahan kandungan nutrisi, dan sebagainya juga akan menurunkan kualitas daun selada. Perubahan – peruban biologis ini menyebabkan daun selada yang telah dipanen mudah diserang parasit sehingga kerusakan dapat lebih cepat.

Kerusakan karena gangguan penyakit nonparasiter, penyebabnya adalah pengaruh suhu udara, kondisi udara dan khemikalia. Sedangkan kerusakan karena gangguan penyakit parasiter, penyebabnya adalah cendawan, bakteri, dan hama.

Kerusakan daun selada yang talah dipanen akibat factor mekanis, fisiologis, penyakit nonparasiter, dan penyait parasiter dapat dicegah atau dihambat hingga beberapa lama dengn melakukan penanganan pascapanen yang baik dan benar.

Kegiatan – kegiatan pascapanen untuk komoditas selada meliputi pembersihan dan engringan, sortasi, dan grading, penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan, serta pemasaran.

1. Pembersihan dan Pengeringan

Daun selada yang telah dipanen harus dibersihkan dahulu sebelum sampai pada tahap pemasaran. Tindakan pembersihan pada selada dilakukan dua kali, yaitu membuang bagian – bagian yang tidak berguna dan pencucian untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida yang masih melekat pada daun selada. Bagian – bagian yang tidak berguna seperti daun – daun yang rusak (daun paling bawah), sebagian batang dan akar harus dibuang, baru kemudian dilakukan pencucian.

Pencucian daun selada dilakukan dengan air yang bersih, dan airna menalir. Pencucian slanjutnya dilaukan dengan menggunakan Neutral Cleaner Brogdrek berbentuk cairan. Bahan ini membersihkan residu pestisida, dapat membersihkan otoran, dan membunuh hama serta kuman – kuman penyakit yang masih terdapat dalam daun selada. Lalu untuk memperpanjan kesegaran daun selada, selanjutnya dicuci lagi dengan menggunakan Britex Wax. Dengan manggunakan kedua macam bahan kimia tersebut, kesegaran daun selada dapat lebih lama, dam daun selada bersih dari residu pestisida sehingga aman dikonsumsi.

Adapun cara pencucian dengan menggunakan Neutral Cleaner Brogdrex dan Britex Wax adalah sebagai berikut.

a. Sediakan bak untuk tempat air (bak pencucian).

b. Bak diisi air secukupnya, kemudian ditambahkan larutan Neutral Cleaner Borogrex dengan dosis menurut anjuran dalam kemasan.

c. Dun selada dimasukkan ke dalam bak yang telah berisi larutan pencuci Neutral Cleaner Brogrex.

d. Selesai pencucian, lalu daun ditiriskan pada rak – rak bambu sampai kering. Penirisan dilakukan per tanaman dan tidak ditumpuk.

e. Selesai penirisan, daun selada dicuci lagi ke dalam bak air lainnya yang telah berisi air dan larutan Britex Wax yam dosisnya sesuai dengan anjuran dalam label kemasan.

f. Selesai pencucian dengan laruran Britex Wax, daun selada ditiriskan lagi hingga kering. Sebelum ditiriskan, sebaiknya dikibas – kibaskan terlebih dahulu untuk menghilangkan air yang menempel.

Proses penirisan setelah pencucian dilakukan dalam ruangan yang di dalamnya terdapat rak – rak untuk menempatkan atau meniriskan daun selada. Ruangan penrisan harus memiliki ventilasi yang baik agar perearan air lancar. Tujuan pengeringan ini untuk mencegah kelembaban yang tinggi di dalam jaringan daun selada dan menghilangkan air akibat pencucian. Sehingga dengan demikian dapat mencegah pembusukan akibat infeksi patogen (bakteri ataupun cendawan).

Daun selada yang telah dicuci dengan menggunakan larutan Neutral Cleaner Brogrex dan Britex Wax akan tampak lebih bersih, menarik dan sehat dikonsumsi.

2. Sortasi dan Grading

Tindakan selanjutnya dilakukan sortasi dan grading yaitu memisah – misahkan daun selada atau krop selada yang sehat dengan selada yang cacat. Selada yang cacat, seperti karena adanya serangan hama dan penyakit, atau karena kerusakan fisik akibat penanganan panen yang krang baik harus dipisahkan dari selada yang sehat. Tujuannya agar selada yang seht tidak mudah ditulari dengan selada yang sakit atau cacat.

Kegiatan sortasi dapat dilakukan bersamaan dengan pembersihan, yaitu pada saat pembuangan sebagian daun dan batang tanaman, jadi dilakukan sebelum pencucian. Sehingga dengan demikian akan lebih menghemat waktu dan tenaga apabila dibandingkan sortasi dengan dilakukan etelah pembersihan (pemotongan sebagian daun dan batang, pencucian, dan pengeringan). Disamping itu, elada yang disortasi sebelum pencucian, maka antara selada yang sehat dan yang cacat pada saat dicuci tiak tercampur, sehingga dengan demikian dapat mencegah penularan hama dan penyakit.

Selesai dilakukan sortasi, kemudian dilakukan grading yaitu kegiatan pengelompokkan selada ke dalam kelas – kelas menurut kriteria – keriteria tertentu. Grading dapat dilakukan bersamaan dengan sortasi.

Berdasarkan keseragaman varietas, kepadatan daun/krop, kesegaran daun/krop selada dapat dikelompokkan ke dalam kelas mutu yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

TABEL1. KELAS STANDAR KUALITAS SELADA SEGAR

NO

KRITERIA

Standar Kualitas

Kualitas I

Kualitas II

Kualitas III

a.

Keseragaman varietas

seragam

seragam

seragam

b.

Kepadatan daun/krop

padat/kompak

cukup padat

padat, cukup padat

c.

Keseragaman daun/krop

segar

cukup segar

segar atau cukup segar

d.

Keseragam ukuran

seragam dan besar

seragam dan kecil

besar atau kecil dan bentuk krop abnormal

f.

Kerusakan mak (%)

10

10

10

Sortasi dan grading pada komoditas selada dapat memberikan beberapa keuntungan bagi produsen (petani) maupun bagi konsumen, antara lain sebagai berikut.

a. Memudahkan konsumen dalam membantu untuk mendapatkan kualitas yang dikehendakinya.

b. Memudahkan petani atau pedagang dalam menentukan harga jual.

c. Memudahkan di dalam pemasaran menurut standar kualitasnya, baik untuk pemasaran di dalam negeri maupun untuk pemasaran ke luar negeri (ekspor), mengingat setiap sasaran konsumen memiliki standar kualitas yang berbeda.

d. Dapat memberikan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan pada konsumen sehingga dapat menjamin kestabilan pemasaran dan meningkatkan pemasaran.

3. Penyimpanan

Selada tergolong jenis sayuran yang sangat mudah rusak. Sehingga apabila penanganan setelah panen dilakukan kurang baik maka dapat menyebabkan kemerosotan kualitas yang berlangsung cepat. Daun selada yang dibiarkan pada kondisi normal (tanpa perlakuan khusus) sudah mengalami pelayuan dengan daun menguning 2 hari setelah panen, dan daun sudah tidak laku dijual. Sayuran yang telah layu sudah banyak kehilangan Vitamin C dan Karoten.

Untuk mempertahankan kesegaran daun selada hingga beberapa lama dapat dilakukan dengan penyimpanan dengan suhu rendah dan penyimpanan dalam ruangan sitem atmosfer termodifikasi (modified atmosphere container).

a. Penyimpanan dengan suhu rendah

Penyimpanan dalam ruangan dengan suhu rendah adalah sisten penyimpanan yang dilakukan dalam ruangan yang bertemperatur rendah (32°F) dan kelembaban yang relatif tinggi (95%). Penyimpanan dalam ruangan yang bertemperatur rendah ini memerlukan ruangan yang dilengkapi dengan peralatan pendingin.

Penyimpanan dalam ruangan yang bertemperatur rendah dan kelembapan yang relatif tinggi dapat memperlambat laju penguapan dan laju pernapasan daun selada, menghambat penuaan, menghambat pengeluaran panas, menghambat pematangan, mencegah atau menghambat kegiatan patogen (mikroorganisme) perusak, perubahan biokimia daun selada, tidak mempengaruhi rasa, warna, tekstur, nilai gizi (nutrisi), dan bentuk fisik daun selada. Daun selada yang disimpan pada suhu 32°F dengan kelembapan nisbi 95% tahan disimpan sampai 3 – 4 minggu.

b. Penyimpanan dalam ruangan sistem atmsofer termodifikasi (modified atmosphere container)

Penyimpanan dalam ruangan dengan sitem atmosfer termodifikasi merupakan cara penyimpanan dengan mengatur komposisi gas oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan Nitrogen (N2) di dalam ruangan penyimpanan pada tingkat konsentrasi tertentu yang dapat memperlambat proses pernapasan, penguapan dan aktifitas biologis lainnya yang terjadi pada daun selada.

Dalam kondisi udara bebas, kandungan O2 = 20,99%, CO2 = 0,09%, dan N2 = 78,03%. CO2 yang dinaikkan di atas 2% dan O2 yang diturunkan hingga diawah 8% di dalam ruangan penyimpanan dapat memperpanjang masa simpan sayuran. Pengaruh rendahnya oksigen dan tingginya karbondioksida dlam udara penyimpanan akan memperlambat pernapasan (respirasi), pematangan (ripenting), pelayuan (senesence), menurunkan laju produksi etilen, memperlambat pembusukan, dam menekankan perubahan yang berhubungan dengan pematangan (Kader 1986, dalam Muhammad Taufik Ratule, 1999). Sehingga dengan demikian, masa simpan (kualitas kesegaran daun selada) akan lebih lama.

Penyimpanan teknik atmosfer termodifikasi jika dikombinasikan dengan pendinginan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Di daerah tropis yang beriklim panas, penyimpanan di dalam atmosfer termodifikasi harus dikombinasikan dengan pendingin. Menurut Pantstico (1975), penyimpanan buah dan sayuran dalam atmosfer termodifikasi yang tidak dikombinasikan dengan pendingin kerusakan akan berlangsung cepat akibat penimbunan panas dan CO2. Sehingga dengan demikian dalam iklim tropis yang panas (seperti di Indonesia), penyimpanan dalam atmofer termodifikasi tidak dianjurkan, kecuali dikombinasikan dengan pendingin.

4. Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan pada komoditi selada bertujuan melindungi bahan (daun selada) dari kerudsakan akibat pengangkutan dari kebun sampai ke pusat – pusat pemasaran, memberikan daya tarik pada konsumen, memudahkan di dalam pengangkutan, memudahkan pengiriman, dan memudahkan di dalam penataan pada saat pemasaran, terutama penataan di supermarket.

Fungsi pengangkutan adalah untuk mengangkut bahan (selada) dari kebun produksi dan atau tempat penyimpanan ke pusat – pusat pemasaran. Fungsi pengemasan dan pengangkutan saling berkaitan, terutama terhadap perlindungan bahan dari kerusakan mekanis akibat gesekan atau benturan yabg sering terjadi selama pengangkutan, kerusakan biologis, dan kerusakan karena pengaruh lingkungan (terik matahari, suhu udara yang tinggi, dan kelembaban yang tinggi).

Pengemasan yang dilakukan dengan baik dan benar tidak hanya dapat melindungi bahan (daun selada) yang dikemas dari kerusakan mekanis akibat pengangkutan, tetapi juga harus dapat melindungi bahan dari kerusakan biologis karena pengaruh lingkungan, seperti cahaya matahari, suhu udara yang tinggi, dan kelembapan udara yang tinggi.

Ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian di dalam kegiatan pengemasan selada untuk pengangkutan, antara lain sebagai berikut.

a. Kebersihan alat pengemas

Alat pengemas sebelum digunakan harus dicuci sampai bersih dengan sabun ditergen, terutama alat pengemas yang terbuat dari papan kayu, keranjan plastik, atau bambu. Selesi dicuci, kemudian dikeringkan. Untuk alat pengemas yang terbuat dari karon tidak perlu dicuci, tetapi cukup diberihkan dengan lap, lalu dikeringkan (dijemur). Sehingga dengan demikian alat pengemas terbebas dari hama dan patogen (penyebab penyakit).

b. Bahan pengemas

Bermacam – macam bahan pengemas untuk pengangkutan dapat digunakan untuk mengemas selada, antara lain papan kayu, bambu yang dianyam menjadi keranjang, karon, plastik biasa. Dari bahan – bahan tersebut yang dianggap baik adalah dari bahan papan kayu dan keranjang plastik karena permukaannya yang halus, tidak berat dan cukup kuat menahan beban dan tekanan, serta dapat melindungi dengan baik terhadap bahan yang dikemas.

c. Kapasitas alat pengemas

Jumlah atau berat bahan yang dikemas harus disesuaikan dengan daya tampung atau kapasitas alat pengemas. Sebab, bila jumlah bahan yang dikemas melebihi daya tampung alat pengemas dapat memperinggi angka kerusakan bahan yang dikemas.

d. Konstruksi alat kemas

Alat pengemas yang terbuat dari bahan papan kayu, bambu, atau karton sebaiknya berbentuk persegi panjang, atau segi empat. Hal ini untuk memudahkan penataan daun selada yang akan dikemas. Pada bagian dinding alat pengemas harus dilubangi (dibuat lubang – lubang) yang berfungsi untuk mengeluarkan energi panas yang dihasilkan dari proses respirasi daun selada dan untuk sirkulasi udara di dalam alat pengemas. Sehingga dengan demikian kerusakan daun selada karena proses fisiologis dapat dicegah.

e. Ukuran alat pengemas

Alat pemanas untuk pengangkutan harus memiliki ukuran yang ideal. Sebab, apabila ukuran alat pengemas terlalu besar atau terlalu kecil tidak bisa melindungi dengan baik terhadap bahan yang dikemas. Sehingga dengan demikian akan mempertinggi angka kerusakan bahan yang dikemas.

f. Cara pengemasan

Daun selada yang akan dikemas dilakukan pengikatan terlebih dahulu, terutama untuk jenis elada daun dan selada batang. Satu ikatan terdiri dari 2 atau 3 batang saja. Pengikatn dapat menggunakan tali plastik, tali dari bambu, dan sebagainya. Selanjutnya, selada yang telah diikat tersebut dimasukkan dalam peti kemas dengan penyusunan yang rapi hingga penuh, tetapi tidak sampai menyembuk keluar. Kemudian peti kemas ditutup dan diikat dengan tali rafia yang kuat.

Di dalam kegiatan pengangkutan barang juga harus dilakukan dengan baik agar barang yang diangkut tidak rusak. Ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam kegiatan pengangkutan, antara lain sebagai berikut.

1) Penyusunan kemasan di dalam pengangkutan

Penyusunan kemasan dalam alat pengangkutan harus teratur dan rapi agar kedudukannya kuat. Sehingga dengan demikian alat pengemas tahan terhadap goncangan selama pengangkutan dan kerusakan daun selada kerena faktor mekanis dapat dicegah. Penataan deretan dalam alat pengangkutan harus diatur dengan jarak 3 inci dan disusun dalam garis – garis lurus dengan menyisakan ruang 6 inci antara 2 deretan agar arah arus udara sejajar dengan baris.

2) Kondisi alat pengangkutan

Penggunaan alat pengangkutan harus memperhatikan kondisinya. Alat pengangkutan harus memperhatikan kondisinya. Alat pengangkutan yang digunakan kondisinya harus yang baik agar barang sampai ke tujuan tidak terlambat. Penggunaan alat pengangkutan yang kurang baik dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke tempat tujuan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan daun selada yang diangkut.

3) Penanganan bongkar muat

Penanganan bongkar muat harus dilakukan dengan hati – hati (tidak kasar). Sebab perlakuan yang kasar dapat menimbulkan kerusakan pada alat pengemas maupun barang yang ada di dalamnya.

4) Penggunaan jenis alat pengangkutan

Penggunanan jenis alat pengangkutan harus disesuaikan dengan tujuan pengiriman barang. Untuk tujuan pengiriman jarak pendek, seperti dalam kota, antarkota dalam satu provinsi, atau antar provinsi dalam satu pulau, sebaiknya menggunakan angkutan darat (truk, colt, atau kereta api). Sedangkan untuk tujuan pengiriman jarak jauh, seperti antarpulau atau antarnegara, sebaiknya menggunakan alat pengangkutan melalui laut (kapal), atau melalui udara (pesawat terbang). Sehingga dengan demikian penggunaan sarana transportasi dapat lebih efisien, baik dari segi penggunaan waktu maupun penggunaan biaya.

5) Kelengkapan ruang pendingin

Apabila memungkinkan, alat pengangkutan sebaiknya dilengkapi dengan ruang pendingin. Sehingga dengan demikian dapat lebih menjamin kesegaran daun selada selama proses pengangkutan sampai tujuan.

5. Pemasaran

Pendapatan yang tinggi dari hasil usaha tani selain ditentukan oleh teknik budidayanya, juga ditentukan oleh teknik penmasarannya. Di dalam kegiatan pemasaran selada ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu menentukan standar harga dasar dan pengenalan lembaga pemasaran (tata niaga) yang berperan menjualkan selada dari petani produsen sampai ke konsumen.

B. Pemanfaatan Bahan

Bagian tanaman dari tanaman selad yang dikonsumsi adalah daun – daunnya yang masih muda. Daun selada sebagai bahan makanan sayuran memiliki berbagai macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari – hari. Selada selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan (terapi) bermacam – macam penyakit.

1. Selada untuk bahan makanan

Selada sebagai bahan makanan umumnya dimakan sebagai sayuran segar (lalapan) yang dimakan bersama – sama dengan bahan – bahan makanan lainnya. Banyak sekali jenis makanan yang menggunakan daun selada. Misalnya salad, ikan goreng, cumi – cumi, goreng mentega, dan sebagainya. Pada umumnya selada banyak digunakan untuk bermacam – maca masakan Cina, Jepang, Eropa, dan Amerika. Di samping itu selada juga dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan (dimasak matang), misalnya dikuah, sup, acar, asinan, dan sebagainya. Demikian pula selada batang, selain daunnya dapat digunakan sebagai sayuran, batangnya juga dapat dimasak untuk aca, sup, dan asinan.

Selada sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat – zat gizi yang cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk memelihara kesehatan tubuh. Kandungan zat gizi atau komposisi kimia pada selada dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Zat – zat Gizi yang Terkandung Dalam Selada dan Jumlah Kandungan Gizinya Setiap 100 gram Bahan yang Dapat Dimakan.

No.

Jenis Zat

Jumlah Kandungan Gizi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Food energy (kalori)

Protein

Fat (lemak)

Carbohydrate (karbohidrat)

Fiber (serat)

Ash (abu)

Kalsium (Ca)

Fosfor (P)

Besi (Fe)

Natrium (N)

Vitamin A

Thiamine (vitamin B1)

Riboflafin (vitamin B2)

Niacin (vitamin B3)

Vitamin C

Air

19,00 kal

1,30 gram

0,40 gram

3,40 gram

0,06 gram

- gram

97,00 mg

34,00 mg

3,40 mg

- mg

1050,00 RE

0,06 mg

0,11 mg

0,50 mg

19,00 mg

94,80 mg

Sumber : Emma, S. Wiarakusumah (1994)

Dari tabel tersebut, selada kaya vitamin A, sehingga komoditas ini sangat berguna untuk mengatasi kekurangan vitamin A. Di samping itu, juga kaya mineral Fe.

2. Selada untuk pengobatan

Selain dpat digunakan untuk bahan makanan, dapat juga digunakan untuk pengobatan bermacam – macam penyakit. Kegunaan selada untuk pengobatan, antara lain untuk mencegah panas dalam perut, penyakit rabun ayam (xerophthalmia), mencegah sembelit, memperbaiki dan memperlancar pencernaan makanan, pengobatan susah tidur, mencegah hipertensi, mencegah diabetes, dan menurunkan kolesterol darah. Kelemahan dari selada adalah dapat menimbulkan gas dalam perut dan memberikan reaksi basa dalm perut.

BAB III

KARAKTERISTIK MUTU DAN CARA PENENTUAN MUTU

A. Karakreristik Mutu

Selada yang unggul harus memenuhi standard mutu. Ciri/karakteristik mutu selada yang unggul adalah sebagai berikut.

1. Ukuran daunnya memiliki pnjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

2. Tangkai daun bersifat kuat dan halus

3. Daun bersifat lunak dan renyah bila dimakan.

4. Pada selada batang, batangnya bersifat tegap, koko, berbuku- buku dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm.

5. Pada selada daun, batangnya berukuran dengan diameter berkisar antara 2 cm – 3 cm.

6. Pada selada kepala, batangnya berukuran dengan diameter berkisar antara 2 cm – 3 cm.

7. Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih.

8. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip.

9. Warna daunnya segar dan tidak coklat, khas selada, tidak ada bintik – bintik hitam/coklat dan tidak ada lubang – lubang kecil pada daun.

B. Cara Penentuan Mutu

Untuk menentukan mutu selada, kita bisa menggunakan cara – cara sebagai berikut.

1. Pilih selada yang segar, garing dan berwarna cerah dan halus.

2. Daun selada tidak robek atau rusak.

3. Untuk selada kepala pilih yang kokoh dan kompak serta beratnya mantap.

4. Hindari selada yang terlalu padat dan berat karena biasanya kering dan berasa pahit.

5. Daun selada tidak bercak – bercak coklat atau kehitaman.

6. Bagian dasar selada tidak lembek dan lembab.

BAB IV

PENUTUP

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya dan dukungan serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak hal – hal yang tidak dapat diuraikan karena keterbatasan pengetahuan dan informasi yang penyusun dapatkan. Namun demikian penyusun berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya.

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah diterngkan pada bab – bab sebelumnya penyusun dapat menenarik kesimpulan bahwa:

1. Selada merupakan sumber vitamin dan mineral yang tinggi kandungan gizinya dan merupakan salah satu usaha pertanian yang penting karena

2. Cara pengembangbiakannya sulit.

3. Selada tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan tetapi juga bisa untuk obat.

B. Saran

Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan saran – saran tentang selada yaitu sebagai berikut:

1. Petani selada di Indonesia, jumlahnya perlu ditingkatkan lagi.

2. Budidaya tanaman selada perlu diperhatikan, sesuai dengan keadaan iklim dan keadaan selada.

3. Sebaiknya penanganan pasca panen dilakukan dengan hati – hati karena akan mempengaruhi mutu dan nilai jual.

4. Perlu dilakukan teknik penanganan selada agar kualitasnya baik.

5. Perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit, agar bentuk dan mutunya terjaga.

6. Masyarakat tidak perlu ragu – ragu untuk mengkonsumsi selada karena selada mempunyai vitamin dan mineral yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang, Ir. 2005. Teknik Budidaya dan Analisis usaha Tani Selada. Semarang : CV Aneka Ilmu.

www.google.co.id

Tidak ada komentar: