Selasa, 01 Juni 2010

MAKALAH

KEBOTAKAN
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah IPTEK











Disusun Oleh:
kelompok 4
Ika Puspitasari PO713106135
Nur fadhilah PO7131107057
Nurul Listiana PO7131107059
Siti Lestari PO7131107069
Tyas Novitasari PO7131107071
Utiyati PO7131107074

Gizi Swadana 3

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2009



KEBOTAKAN

A. Pendahuluan


Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Sejalan dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan rambut. Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon testosteron. Jika seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan genetik atau dikebiri), maka dia tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut. Wanita juga memiliki pola kebotakan yang khusus. Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya terjadi secara bertahap dan bisa seluruh kulit kepala kehilangan rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di kulit kepala. Sekitar 25% pria mulai mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan sekitar duapertiga pria menjadi botak pada usia 60 tahun.
Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut dan setiap harinya, rata-rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut berumur 4,5 tahun, dengan pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5 rambut akan rontok dan dalam waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru. Kebotakan yang diturunkan terjadi akibat kegagalan tubuh untuk membentuk rambut yang baru, bukan karena kehilangan rambut yang berlebihan.
B. Penyebab/ Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
1. Keturunan
2. Penuaan
3. Perubahan hormone
4. Demam
5. Keadaan kulit local
6. Penyakit sistemik
7. Obat-obat tertentu, misalnya yang digunakan untuk mengobati kanker atau vitamin A yang berlebihan, obat-obatan keras, seperti antidepresan, diuretik, dan pil Rx memiliki efek samping kerontokan rambut.
8. Pemakaian sampo dan pengering rambut yang berlebihan
9. Stres emosional atau stres fisik
10. Perilaku cemas (kebiasaan menarik-narik rambut atau menggaruk-garuk kulit kepala)
11. Luka bakar
12. Terapi penyinaran
13. Tinea kapitis
14. Trikotilomania
C. Patofisiologi
Stadium kebotakan pria distandarisasi menggunakan tabel yang disebut NORWOOD-HAMILTON SCALE. Di tabel ini kita dapat melakukan assessment terhadap tingkat keparahan kebotakan yang telah terjadi serta metoda penanganannya. Semakin lanjut stadium yang terlalui, semakin intensif pula terapi yang harus dilakukan. Proses kebotakan berjalan secara gradual seiring dengan waktu. Tanpa pengobatan yang tepat guna dan tepat sasaran, konsentrasi DHT di dalam sistem tubuh akan semakin menumpuk dan semakin menggerus folikel-folikel aktif yang masih tersisa. Berikut adalah table skala Norwood Hamilton :


Berikut ini adalah penjelasan skala Norwood Hamilton :
• Norwood 2-3V,
adalah kondisi dimana kebotakan berada pada stadium awal. Pada stadium ini fase/siklus pertumbuhan rambut mulai kacau dan tubuh mempunyai kadar konsentrasi DHT yang mulai meninggi. Pada stadium inilah sebenarnya penanganan perlu dilakukan agar kadar DHT di dalam tubuh menjadi NOL dan tidak sampai mengganggu folikel. Tingkat keberhasilan pada stadium ini sangat besar sekali (90%+)mengingat masih banyaknya papilla-papilla reseptor yang masih hidup dan siap untuk menumbuhkan kembali rambut-rambut baru. Estimasi waktu pertumbuhan rambut secara merata (80% coverage) antara 8-12 bulan.

• Norwood 4-4V,
adalah kondisi dimana kebotakan pada stadium tengah [medium] yang progresnya sudah mulai bergerak cepat menuju kebotakan berpola (MPB). Pada stadium ini fase/siklus pertumbuhan rambut sudah kacau dan konsentrasi DHT sudah sangat berlebih. Pada stadium ini pengobatan harus dilakukan secara intensif selama 18-24 bulan. Tingkat keberhasilan pada stadium ini +/- 80%, dengan syarat penggunaan produk farmasi yang tepat guna dan tepat sasaran (bukan trial-error).
• Norwood 5-7,
adalah kondisi dimana kebotakan adalah pada stadium yang sudah akhir [terminal]. Kondisi ini terjadi karena adanya konsentrasi DHT yang sangat tinggi dan tidak ada penanganan sama sekali selama lebih dari 15 tahun. Pada kondisi ini sebagian besar papilla reseptor dan folikel sudah dorman dan opsi yang tersisa hanyalah transplantasi rambut.
D. Gejala
1. Pada Pria
Kebotakan pola pria adalah suatu pola khusus dari kebotakan pada pria, yang disebabkan oleh perubahan hormon dan faktor keturunan.
Kebotakan terjadi karena adanya penciutan akar rambut yang menghasilkan rambut yang lebih pendek dan lebih halus. Hasil akhir dari keadaan ini adalah akar rambut yang sangat kecil, yang tidak memiliki rambut. Penyebab gagalnya pertumbuhan rambut baru belum sepenuhnya dimengerti, tetapi hal ini berhubungan dengan faktor keturunan dan hormon androgen, terutama dihidrotestosteron yang berasal dari testosteron.
Kebotakan pola pria dimulai pada garis rambut; secara bertahap, garis rambut mundur membentuk huruf M. Rambut menjadi lebih halus dan tidak tumbuh sepanjang sebelumnya.
Rambut di ubun-ubun juga mulai menipis dan pada akhirnya ujung atas dari garis rambut yang berbentuk M bertemu dengan ubun-ubun yang menipis, membentuk kebotakan yang menyerupai tapal kuda.
2. Pada Wanita
Kebotakan pola wanita adalah kehilangan rambut pada wanita akibat perubahan hormon, penuaan dan faktor keturunan. Kebotakan terjadi karena adanya kegagalan pertumbuhan rambut yang baru. Penyebab dari kegagalan tersebut belum sepenuhnya dimengerti, tetapi diduga berhubungan dengan faktor keturunan, penuaan dan kadar hormon androgen.
Perubahan kadar hormon androgen bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. Setelah menopause, banyak wanita yang merasakan rambutnya menipis, sedangkan rambut wajahnya menjadi lebih kasar.
Pola kebotakan pada wanita berbeda dengan kebotakan pada pria. Rambut di garis rambut (dahi) tetap, sedangkan rambut di bagian kepala lainnya menipis.
Mungkin terdapat kehilangan rambut yang lebih di ubun-ubun, tetapi jarang berkembang menjadi kebotakan total seperti yang terjadi pada pria.
Kebotakan pada wanita juga bisa disebabkan oleh:
 Kerontokan rambut yang bersifat sementara (effluvium telogen)
 Kerusakan rambut akibat penataan rambut, pengeritingan atau penarikan rambut
 Alopesia areata
 Obat-obatan
 Penyakit kulit tertentu.



E. Jenis – jenis kebotakan
1. Alopesia toksika
Alopesia toksika atau alopesia karena keracunan bisa terjadi akibat:
 Penyakit berat yang disertai demam tinggi
 Dosis yang berlebihan dari beberapa obat (terutama talium, vitamin A dan retinoid)
 Obat kanker
 Kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa yang kurang aktif
 Kehamilan
Kerontokan rambut bisa terjadi selama 3-4 bulan setelah penyakit atau keadaan lainnya. Biasanya kerontokan bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali.
2. Alopesia areata
Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kerontokan rambut di daerah tertentu, biasanya pada kulit kepala atau janggut. Pada alopesia universalis terjadi kerontokan pada semua rambut tubuh; sedangkan pada alopesia totalis terjadi kebotakan total pada rambut kepala. Pola kebotakan yang terjadi adalah khas, yaitu berupa bercak berbentuk bundar. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kadang dihubungkan dengan penyakit autoimun.
3. Trikotilomania
Trikotilomania adalah hilangnya rambut sebagai akibat dari dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar di kulit kepala. Trikotilomania merupakan suatu perilaku kompulsif, yang mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik. Paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi kebiasaan ini bisa menetap sepanjang hidup penderita.
4. Alopesia karena jaringan parut
Kebotakan terjadi di daerah jaringan parut. Jaringan parut mungkin berasal dari luka bakar, cedera berat atau terapi penyinaran. Penyebab lain dari alopesia karena jaringan parut adalah:
 Lupus eritematosus
 Liken planus
 Infeksi bakteri atau jamur yang bersifat menetap
 Sarkoidosis
 Tuberkulosis
 Kanker kulit

F. Diagnosa
Menentukan jenis kebotakan secara sederhana hanya melalui pengamatan terkadang sulit, karena itu dilakukan biopsi kulit untuk membantu menegakkan diagnosisnya.
Dengan biopsi bisa diketahui keadaan dari akar rambut sehingga bisa ditentukan penyebab dari kebotakan.
Pola kebotakan pria maupun wanita biasanya didiagnosis berdasarkan pola dan gambaran hilangnya rambut.

G. Pengobatan
Kehilangan rambut karena penyakit, terapi penyinaran atau pemakaian obat, tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika penyakitnya membaik atau jika pengobatan dihentikan, biasanya rambut akan kembali tumbuh. Selama rambut masih dalam pertumbuhan, penderita bisa menggunakan rambut palsu, topi atau penutup kepala lainnya.
Kebotakan pola pria maupun wanita bersifat menetap. Jika penderita merasa tidak terganggu dengan penampilannya, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Ada 2 macam obat yang digunakan untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun wanita, yaitu minoxidil dan propesia. Minoxidil dioleskan langsung ke kulit kepala. Obat ini bisa memperlambat kerontokan rambut, tetapi bila pemakaiannya dihentikan, maka kebotakan akan kambuh kembali. Propesia menghambat pembentukan hormon yang berperan dalam terjadinya kebotakan. Obat ini lebih efektif dibandingkan dengan minoxidil dan tidak menimbulkan efek terhadap kadar testosteron dalam tubuh.
Pencangkokan rambut dilakukan dengan mengangkat sekumpulan kecil rambut dari daerah dimana rambut masih tumbuh dan menempatkannya di daerah yang mengalami kebotakan. Hal ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di daerah donor dengan resiko infeksi yang rendah. Prosedur ini mungkin harus dilakukan secara berulang dan biayanya mahal. Cara lain yang aman dan tidak terlalu mahal untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun wanita adalah merubah gaya penyisiran rambut atau menggunakan rambut palsu.
Untuk alopesia areata bisa dilakukan pengobatan berikut:
 Corticosteroid topikal (dioleskan langsung ke kulit kepala)
 Suntikan steroid subkutan (dibawah kulit)
 Terapi sinar ultraviolet
 Mengoleskan bahan iritatif ke daerah yang botak untuk merangsang pertumbuhan kembali.
Pada trikotilomania, mencukur kepala bisa mempertahankan rambut, tetapi tidak mengatasi akar permasalahannya. Orang tua sebaiknya membantu menemukan masalahnya dan ikut terlibat dalam pengobatan. Dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan psikis.

H. Pengobatan Mutakhir Kebotakan
Baru-baru ini, grup riset yang dikepalai oleh Mayumi Ito di Jepang menunjukkan bahwa regenerasi rambut dapat menjadi solusi yang jauh lebih baik untuk mengatasi kebotakan. Regenerasi rambut adalah proses menumbuhkan kembali rambut-rambut baru pada kulit kepala. Sejauh ini tidak pernah disadari bahwa rambut baru dapat tumbuh lagi secara alami pada kulit kepala yang telah mengalami kebotakan. Kemampuan regenerasi sel pada mamalia yang telah dewasa diketahui relatif sangat terbatas, disebabkan karena terbatasnya jumlah sel punca (sel induk) dan protein yang diperlukan dalam tubuh. Fenomena pertumbuhan rambut baru pada kulit yang baru sembuh dari luka sebenarnya telah diamati pada mencit, kelinci dan manusia sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Namun karena tidak adanya penelitian lebih lanjut, fenomena ini terlupakan begitu saja sampai ketika grup riset Ito kemudian menunjukkan bahwa epidermis (lapisan terluar dari kulit) pada mencit dewasa yang terluka mampu melakukan regenerasi rambut ketika lukanya mengalami penyembuhan secara alami.
Sebenarnya grup riset Ito pada mulanya hanya bermaksud melakukan penelitian tentang perjalanan sel punca rambut. Ketika mereka dengan sengaja tidak mengobati luka yang mereka buat pada mencit-mencit percobaan agar mengalami penyembuhan secara alami, mereka mengamati adanya rambut-rambut baru yang tumbuh dan beralih ke hipotesis yang baru. Jadi, kombinasi dari desain eksperimen yang kreatif dan observasi yang tajam membawa mereka ke penemuan yang menarik ini. Kemudian, dengan kemajuan teknologi biologi molekuler, grup riset Ito berhasil melakukan eksperimen yang mengkonfirmasi kemampuan regenerasi rambut ini. Selain sanggup menunjukkan bahwa sel-sel punca yang dibutuhkan berasal dari lapisan kulit epidermis dan bukan dari akar rambut sendiri, grup riset Ito juga menemukan satu jenis protein baru yang ketika distimulasi akan meningkatkan jumlah rambut baru yang tumbuh. Temuan ini tentu berprospek pada dikembangkannya alternatif terapi baru yang lebih manjur untuk mengatasi kebotakan.
Hasil penelitian grup riset Ito ini mendapat respon yang baik di kalangan peneliti dan telah dimuat di Nature, sebuah jurnal ilmiah internasional yang bergengsi. Ketimbang sekedar membuat obat baru, penelitian-penelitian yang berfokus pada regenerasi akan menawarkan solusi jangka panjang yang lebih baik karena tubuh distimulasi secara optimal agar dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Regenerasi rambut akan menjadi alternatif terbaik yang aman untuk mengatasi masalah kebotakan. Selain regenerasi yang ditawarkan oleh grup riset yang dikepalai oleh Mayumi Ito di Jepang ada terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerontokan yaitu dengan terapi konservatif yaitu kerontokan rambut yang disebabkan kekurangan gizi, gangguan hormonal dan obat-obatan bisa disembuhkan dengan mengobati penyakit dasar melalui terapi konservatif. Namun pada kasus kerontokan rambut androgenetic, terapi ini sangat terbatas efektivitasnya.
Jenis Terapi Konservatif :
1. Terapi Lokal
Dengan mengoleskan obat luar yang mengandung steroid, ostrogen, minoxidil.
2. Terapi Systemic
Penambahan Fe (zat besi) dan vitamin.
Obat-obatan yang dipakai dan pengaruhnya Finasterid pada pemakaian oral menunjukkan pertumbuhan rambut hingga 48% tetapi ada efek samping antiandrogen 1%. Pada beberapa kasus, kebotakan tidak bisa disembuhkan dengan hanya mengandalkan terapi konservatif. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena kini telah ada solusi jitu mengatasi kebotakan, yaitu dengan transplantasi atau cangkok rambut.
I. Terapi Diet untuk Kebotakan
Untuk mengatasi kebotakan tidak hanya dengan obat saja melainkan dapat pula dengn menggunakan makanan yang kita konsumsi sehari – hari. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menyusun menu sehari agar dapat mencegah maupun mengurangi kebotakan adalah :
1. Konsumsi protein sesuai kebutuhan, protein adalah zat esensial untuk menjaga kesehatan rambut dan kekuatan rambut.
2. Tinggi Fe. Zat besi diperlukan untuk kesehatan folikel rambut.
3. Vitamin A, B dan E berkombinasi dengan asam amino sebagai bahan utama untuk menguatkan akar rambut dan menumbuhkan rambut dengan cepat.









DAFTAR PUSTAKA

Purwana, Reinhard. (januari 19 2009). Kebotakan dini? Bukan masalah. Diunduh tanggal 5 Desember 2009 dari http://medicastore.com/favicon.ico?a

Setiawan, Felisia. (januari 21 2009). Ada apa dengan kebotakan?. Diunduh tanggal 5 Desember 2009 dari http://www.tanyadokteranda.com/ketentuan-penggunaan-situs

Forum sains Indonesia. (2008,09,10). Alternative masalah kebotakan rambut. Diunduh tanggal 5 Desember 2009 http://www.bintang-indolab.com/templates/drug/images/body.jpg

http://warnadunia.com/bahas-tuntas-abizz-kebotakan/2 des 09 21.06
























Format powerpoint
1. Definisi
2. Jenis2 kebotakan
3. Penyebab
4. Patofisiologi
5. Gejala (pada pria dan wanita)
6. Pengobatan dari obat sampai gizi or makanan
7. Mutakhir pengobatannya

Untuk tugas makalahnya di tambahi patofisiologi yang norwod Hamilton file kebotakan 1 yang dari internet…..

Tidak ada komentar: