Selasa, 01 Juni 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan gizi dalam rangka praktek kerja lapangan manajemen asuhan gizi klinik dengan judul “Penatalaksanaan Terapi Diet Pada penderita Tumor Paru Ruang Palem di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya laporan penelitian sederhana ini dapat tersusun atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Poerwaningsih, SKM, M.Kes selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Bapak Nono Tri Nugroho, SGz selaku Pembimbing Asuhan Gizi Ruang Palem I di Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo.
3. Ibu F.X. Wahyurin Mitano, SKM selaku Koordinator PKL di Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
4. Teman – teman PKL angkatan 2007 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Rahma, Nita, Rinda, Fitri, Nunung dan seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan asuhan gizi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan asuhan gizi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempatan laporan ini pada waktu yang akan datang.
Semoga laporan asuhan gizi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Surabaya, Maret 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Depkes (2005), Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan kadaan klinis, status gizi, serta status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya. Pengaruh tersebut akan berjalan timbal balik, seperti lingkaran setan. Hal tersebut diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Terapi gizi menjadi salah satu faktor utama dalam membantu proses penyembuhan yang tentunya harus memperhatikan cara – cara pemberian terapinya agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizinya. Pemberian terapi diet ini dapat dilakukan di rumah sakit yang salah satunya pada ruang rawat inap (Depkes, 2005).
Penentuan terapi diet pada pasien perlu memperhatikan diagnose gizi yang ada. Diagnosa gizi diketahui dari pengkajian data yang telah dikumpulkan sebelumnya (assessment gizi). Data yang dikumpulkan antara lain antropometri, biokimia, fisik – klinis dan dietery history. Oleh karena itu perlu dilakukan studi kasus pada ruang rawat inap untuk penatalaksanaan terapi diet pada penderita Ca Paru di Ruang Palem Dr. Soetomo Surabaya.

B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan terapi diet pada penderita Ca Paru di Ruang Palem RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data dasar dalam tata laksana asuhan gizi pasien.
b. Mengetahui pangkajian gizi.
c. Mengetahui diagnosa gizi sesuai dengan masalah gizi.
d. Mengetahui perencanaan terapi gizi untuk pasien.
e. Mengetahui implementasi pasien.
f. Mengetahui monitoring evaluasi dari kegiatan asuhan gizi pasien.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Paru
1. Pengertian
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.
2. Jenis Kanker Paru-paru
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
• Karsinoma sel skuamosa
• Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
• Karsinoma sel besar
• Adenokarsinoma.
Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.
Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
• Adenoma (bisa ganas atau jinak)
• Hamartoma kondromatous (jinak)
• Sarkoma (ganas)
Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.
3. Diagnose
Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru. Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker. Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi.
CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak. Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang
Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan:
- ukuran tumor
- penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya
- penyebaran ke organ lain.
Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita.
B. Efusi Pleura
1. Pengertian
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5 gr/dl. Etiologi terjadinya efusi pleura bermacam-macam, yaitu: tuberkulosis paru (merupakan penyebab yang palng sering di Indonesia), penyakit primer pada pleura, penyakit penyakit sistemik dan keganasan baik pada pleura maupun diluar pleura.
2. Anatomi Pleura
Pleura adalah membra tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceralis dan parietalis. Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesothelial, jaringaan ikat, dan dalam keadaan normal, berisikan lapisan cairan yang sangat tipis. Membran serosa yang membungkus parekim paru disebut pleura viseralis, sedangkan membran serosa yang melapisi dinding thorak, diafragma, dan mediastinum disebut pleura parietalis. Rongga pleura terletak antara paru dan dinding thoraks. Rongga pleura dengan lapisan cairan yang tipis ini berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura. Kedua lapisan pleura ini bersatu pada hillus paru. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara pleura viseralis dan parietalis, diantaranya :
• Pleura visceralis :
- Permukaan luarnya terdiri dari selapis sel mesothelial yang tipis < 30mm.
- Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
- Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
- Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
- Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
- Menempel kuat pada jaringan paru
- Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura


• Pleura parietalis
- Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
- Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
- Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
- Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui kapiler pada pleura parietalis tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh saluran limfe, sehingga terjadi keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi, tiap harinya diproduksi cairan kira-kira 16,8 ml (pada orang dengan berat badan 70 kg). Kemampuan untuk reabsorpsinya dapat meningkat sampai 20 kali. Apabila antara produk dan reabsorpsinya tidak seimbang (produksinya meningkat atau reabsorpsinya menurun) maka akan timbul efusi pleura.
Diketahui bahwa cairan masuk kedalam rongga melalui pleura parietal dan selanjutnya keluar lagi dalam jumlah yang sama melalui membran pleura parietal melalui sistem limfatik dan vaskular. Pergerakan cairan dari pleura parietalis ke pleura visceralis dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik. Cairan kebanyakan diabsorpsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang diabsorpsi oleh sistem kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan pada pleura visceralis adalah terdapatnya banyak mikrovili di sekitar sel-sel mesothelial.
Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:
1. Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura meningkatkan pembentukan cairan pleura melalui pengaruh terhadap hukum Starling.Keadaan ni dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena kava superior.
2. Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena obstruksi bronkus atau penebalan pleura visceralis
3. Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan masuk ke dalam rongga pleura
4. Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi cairan dari kapiler pleura ke arah rongga pleura
5. Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena untuk sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan cairan limfe.















BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Studi Kasus
1. Waktu
Waktu pelaksanaan studi kasus mulai tanggal 21 sampai 22 Maret 2010.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan studi kasus dilaksanakan di Ruang Palem I.

B. Cara Mengumpulkan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara dan observasi.

C. Instrument Studi Kasus
Alat penunjang yang digunakan untuk studi kasus, yaitu :
1. Form asuhan gizi
2. Alat tulis
3. Timbangan
4. Metline
5. Food model








BAB IV
HASIL

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. Liwon
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 52 th
No. Registrasi : 11. 02. 90. 01
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
St perkawinan : Nikah
Tanggal Skrining : 21 – 03 – 2010
Tanggal dimulai kasus : 21 – 03 – 2010
Diagnose : Efusi Pluera (D) + Tumor Paru.

B. Skrining Gizi
Hasil skrining pada Tn. Liwon dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Hasil skrining pasien tanggal 19 Maret 2010
No Keluhan Ya Tidak Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8 Perubahan berat badan
Nafsu makan menurun
Mual/muntah
Diare
Anorexia
Perubahan aktivitas
Gangguan menelan
Gangguan mengunyah V




V
V
V
V
V

V
V Sejak Desember tahun 2009




Sejak MRS

C. Data Subyektif
1. Keluhan Pasien
Pasien mampunyai keluhan nyeri dada kanan dan batuk.

2. Riwayat Penyakit (RPD, RPS, RPK)
a. Riwayat penyakit dahulu
Pasien hanya mengalami batuk dan pilek.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS, batuk, nyeri dada kanan sejak 3 bulan lalu. Berat bdan turun sejak bulan desember sampai sekarang sebanyak 15 kg.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada yang menderita penyakit ini sebelumnya dalam keluarga pasien.

3. Kebiasaan Hidup
Pasien biasa merokok sebanyak 12 batang perhari, obat – obatan yang biasa diminum yaitu Mixagrip, pasien tidak minum – minuman keras dan berolahraga lari pagi tiap minggu.

4. Makanan Kesukaan
Pasien menyukai semua jenis makan – makanan dan pasien paling suka minum kopi.

5. Pantangan Makanan
Pasien tidak mempunyai pantangan dalam mengkonsumsi suatu makanan.

6. Alergi Makanan
Pasien tidak mempunyai alergi terhadap semua jenis bahan makanan.

7. Analisa Keadaan Gizi
Dari data subjektif yang didapat bahwa status gizi pasien baik.

D. Data Obyektif
1. Antropometri
BB : 60 kg
TB : 171 cm
2. Biokimia
a. Pemeriksaan laboratorium
• Data tanggal 12 Maret 2010
Tabel 3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Penilaian
Hb
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Na
K
Cl
Glukosa
SGOT
SGPT
BUN
Creatinin 10,6
4,3 juta
20.700
628.000
105,4
4,51
76,4
85
33
33
5,6
0,6 13,4 – 17,7 g/dl
4,33–5,95 x 1012/dl 4,7 – 10,3 x 10/dl
150 – 350 x 10/L
144 – 556 mmol/L
3,8 – 5,0 mmol/L
97 – 103 mg/dl
70 – 110 mg/dl
<29,30 U/L
<24,30 U/L
10 – 20 mg/dl
<1,5 Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Rendah
Normal
Tinggi
Tinggi
Rendah
Normal

• Data tanggal 17 Maret 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Penilaian
Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC 14,4
7300
5,77
151000
76,4
25
32,7 13,4 – 17,7 g/dl
4,7 – 10,3 x 10/dl
4,33–5,95 x 1012/dl
150 – 350 x 10/L
80 – 93 fl
27 – 31 pg
32 – 36 % Normal
Normal
Normal
Normal Rendah
Rendah
Normal

b. Pemeriksaan penunjang lain
- Pada tanggal 08 Maret 2010 dilakukan Ct Torax Ca Paru dengan hasil Efusi Pleura kanan massif yang mendorong mediastinum ke sisi kiri dan menyebabkan kolaps paru kanan. Tak tampak jelas gambaran massa dikedua paru.
- Pada tanggal 17 Maret 2010 dilakukan USG Upper Abdomen dengan hasil Radiologis Pleura yang sebagian sudah mengalami organisasi.
- Pada tanggal 17 Maret 2010 dilakukan pemeriksaan Radiologistik dengan hasil Radiologis
Efusi Pleura kanan yang sebagian sudah mengalami organisasi.
Hepar/ GB/ Lien/ Pancreas/ Ginjal kanan/ Buli dan Prostat tak tampak kelainan.
- Pada tanggal 17 Maret 2010 dilakukan pemerikasaan patologi anatomi dengan hasil tidak ditemukan sel ganas.

3. Pemerikasaan Klinis
• Data klinis Tn. L pada waktu masuk rumah sakit tanggal 12 Maret 2010
Tabel 4. Hasil pemeriksaan klinis
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Penilaian
Tensi darah 110/80 110 – 120/ 70-80 Normal
Nadi 108x 80 – 100x/ menit Tinggi
RR 28x 24x Tinggi
Suhu 37ºC 36 - 37ºC Normal
GCS 456

• Data klinis Tn. L pada waktu dilakukan skrining tanggal 19 Maret 2010
Tabel 5. Hasil pemeriksaan klinis
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Penilaian
Tensi darah 140/80 110 – 120/ 70–80 Tinggi
Nadi 84x 80 – 100x/ menit Normal
RR 20x 24x Rendah
Suhu 36,8ºC 36-37ºC Normal
GCS 456

4. Pemeriksaan Fisik
Nyeri dada dan keadaan umum baik.
E. Assessment Gizi
1. Status Gizi
BB : 60 Kg
TB : 171 cm
IMT = 20,15 (normal)
BBI = 63,9 kg

2. Dietary History
Anamnesa kulitatif pola makan Px sebelum masuk rumah sakit
Tabel 5. Pola makan pasien
Bahan Makanan Frekuensi Ket
≥ 1x/hr 1-3x/mg <1x/mg Tdk pernah
1. KH:
Nasi
Roti tawar
Jagung
Singkong
V

V
V
V
- Pasien makan nasi 3x perhari
- Pasien makan roti tawar, jagung dan singkong 1x per minggu
2. LH:
Telur ayam
Daging ayam
Daging sapi
Ikan

V
V
V
V
- Pasien makan lauk hewani selang seling 1-3x per minggu
3. LN:
Tempe
Tahu
V
V



- Pasien makan tahu dan tempe

4. Sayuran:
Sawi
Kangkung
Wortel
Kubis
Bayam
Terong

V
V
V
V
V
V
- Pasien makan sayuran selang seling 1-3x per minggu
5. Buah:
Apel
Jeruk
Mangga
Pisang
Papaya
V
V
V
V
V
V
- Pasien makan buah – buahan selang seling 1-3x per minggu
6. Minuman:
Susu
Air putih
Teh manis
Kopi

V
V
V
V
- Pasien minum – minumn seperti teh, kopi manis 1-2 kali per hari sedangkan susu 1-3x perminggu.
7. Lain – lain
Bakso V

F. Diagnosa Gizi
Diagnosa Medis : Efusi Pelura + Ca Paru
Diagnosa Gizi
1. Kebiasaan yang salah mengenai makanan yang tidak sesuai dengan prinsip ilmu gizi yang ditandai dengan kebiasaan minum kopi 3 x perhari.
2. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan disebabkan karena peningkatan katabolisme yang berlebihan tumor paru yang ditandai dengan kehilangan berat badan 20% dalam 6 bulan.
3. Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi asam folat dan vitamin C disebabkan anemia yang ditandai dengan MCV dan MCH menurun.


G. Terapi Medis
1. Evakuasi Pleura
2. Copar 6x1 tab
3. Diet TKTP.

H. Implementasi
1. Jenis Diet : TKTP
2. Bentuk Makanan : Nasi
3. Cara Pemberian : Makanan diberikan melalui oral
4. Tujuan Diet :
a. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien.
b. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan.
c. Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare.
d. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
5. Syarat Diet
a. Energy diberikan tinggi sebanyak 2361 kkal.
b. Protein diberikan sebanyak 13% dari total kalori yaitu 77 gram per hari.
c. Lemak diberikan sebanyak 22% dari total kalori yaitu 58 gram per hari
d. Karbohidrat diberikan sebanyak 65% dari total kalori yaitu 384 gram per hari.
e. Vitamin dan mineral diberikan cukup.
6. Perhitungan Kebutuhan Zat gizi
IMT = 60
1,712
= 20,51  Normal
BB = TB - 100 x 90%
= 171 – 100 x 90%
= 71 x 90%
= 63,9 kg

BEE = 66,5 + (13,7 x 60) + (5 x 171) + (6,76 x 52)
= 66,5 + 822 + 855 – 351,52
= 1396,98
Kebutuhan Energi = BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stres
= 1397 x 1,3 x 1,3
= 2361 kkal
Kebutuhan Protein = 13% x 2361
= 306,93/ 4
= 77 gram
Kebutuhan Lemak = 22% x 2361
= 519,42/ 9
= 58 gram
Kebutuhan KH = 65% x 2361
= 1534,65/ 4
= 384 gram
7. Perencanaan Menu
Terlampir
8. Perencanaan Konsultasi Gizi
a. Konsultasi Gizi
1) Tujuan
a). Tujuan Umum
Merubah perilaku pasien tentang pola makan dan diet agar lebih baik sesuai dengan anjuran diet yang diberikan serta meningkatkan pengetahuan keluarga pasien sehubungan dengan diet yang diberikan.
b). Tujuan khusus
o Keluarga pasien mau menerima informasi yang diberikan.
o Keluarga pasien mengerti tentang diet yang diberikan.
o Keluarga pasien mampu menerapkan diet untuk pasien sesuai yang diberikan.
o Keluarga ikut berpartisipasi dalam kelancaran diet yang telah diberikan.
2) Materi
a) Penjelasan tentang diet yang dijalani yaitu diet TKTP
b) Penjelasan tentang makanan yang boleh dimakan atau tidak boleh dimakan.
c) Penjelasan penggunaan Bahan Makanan Penukar.
3) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
4) Media : Leaflet tentang Diet TKTP dan leaflet bahan makanan penukar.
5) Metode : Diskusi dan Tanya jawab.
6) Waktu : 15 menit
7) Tempat : Ruang rawat pasien Palem I kelas III Bed 1
8) Evaluasi
• Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada keluarga pasien.
• Melakukan diskusi tanya jawab dengan pasien.

I. Monitoring dan Evaluasi
1. Pemeriksaan Antropometri
Hasil pemeriksaan antropometri dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Antropometri
Pengukuran Hari ke - 1 Hari ke – 2
BB
TB 60
171 59
171
IMT 20,51 20,17

2. Pemerikasaan Biokimia (laboratorium)
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 17 – 03 - 2010
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan
Hb 12,2 – 18,1 g/dl 14,4
MCV 76,4 fL 60 – 93
MCH 25 pg 27 – 31
MCHC 32,7 g/dl 32 – 36
3. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan
19 Maret 2010 22 Maret 2010
Nadi 20,51 84/ i 98/ i
Suhu 37ºC 36,8ºC 36,8ºC
RR 24 x/ menit 20x/ i 29/ i
Tensi 110–120/ 70-80 140/ 80 120/ 80

4. Pemeriksaan Penunjang
• Pada tanggal 19 Maret 2010 dilakukan pemeriksaan patologi dengan kesimpulan Efusi Pleura Dekstra dan Small Cell Carsinoma.
• Pada tanggal 19 Maret 2010 dilakukan pemeriksaan Serologi
Tumor Marker
CEA ( Lung, Breast, Colorental ) 1,4 ng/ ml  < 5
PHCC, Germ Cell tumor 1,9 ng/ ml  < 12

5. Asupan Makanan
Hasil asupan makan selama 2 hari berturut – turut dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :
Tabel 9. Hasil implementasi asupan makan pasien
Tanggal Analisis Zat Gizi Energy
(kkal) Protein
(gram) Lemak
(gram) KH
(gram)
21 Maret 2010 Kebutuhan
Penyajian
Total Asupan
% Asupan 2361
2218
1909
80,85% 77
72
61
79,22% 58
54
45
77,58% 384
361
322
83,85%
22 Maret 2010 Kebutuhan
Penyajian
Total Asupan
% Asupan 2361
2314
2296
97,24% 77
74
74
96,10% 58
58
67
115,51% 384
373
352
91,66%
Rata – rata Total Asupan 2102,5 67,5 56 337
Rata – rata % Asupan 89,04% 87,66% 96,54% 87,75%

Keterangan :
Penentuan tingkat konsumsi energy dan zat gizi (protein, lemak dan karbohidrat) berdasarkan pada kriteria Depkes RI 1990 yaitu sebagai berikut :
• Diatas normal : ≥ 120%
• Normal : 90 – 119%
• Defisit tingkat ringan : 80 – 89%
• Defisit tingkat sedang : 70 – 79%
• Defisit tingkat berat : < 69%
Rata – rata asupan makanan pasien selama implementasi 2 hari tersebut sudah mencukupi prosentase asupan energy, protein, lemak dan karbohidrat yaitu antara 87 – 96% hal ini dikarenakan nafsu makan pasien baik.
Asupan makan selama asuhan gizi (studi kasus) dapat dilihat dalam grafik berikut :

Tidak ada komentar: